Minggu, 24 November
2013
Sejak aku pindah kontrakan ke daerah Tegal Tipar-Tegal Danas–Cikarang Pusat,
supplay makanan selalu datang
bertubi-tubi ke kontrakan. Baik itu dari ibu yang punya kosan maupun tetangga
sebelah dan depan kontrakan. Sangat beda dengan kontrakan yang ada di Deltamas.
Disini masih sangat kental tradisi dan budaya masyarakatnya. Banyak kegiatan
syukuran yang masih terjaga hingga saat dan dilakukan oleh masyarakat yang
tidak aku temukan di tengah Masyarkat Deltamas yang notabene memang bukan
penduduk asli.
Hari ini aku diajak oleh Pak Rasan untuk hadir diacara tasyakuran cukur
rambut bayi, aku memang sering diajak jika ada acara semacam ini seperti
tasyakuran menempati rumah, Syukuran membeli kendaraan baik motor maupun mobil
atau peringatan hari besar agama seperti Awal masuk tahun baru Hijriyah. Dan yang
Khas dari semua itu, Berkat (makanan
yang diberikan setelah acara) selama yang aku ikuti adalah Nasi Uduk. Tak
ketinggalan makanan dan buah yang disusun dihadapan undangan serta ada kemenyan
dan rokok yang dibakar dengan sia-sia.
Ada dua acara yang berlangsung hari ini, acara pertama berlangsung
sehabis sholat maghrib dan yang satunya setelah Isya. Aku berkesempatan bisa
menghadiri kedua acara tersebut. Kali ini aku pergi ke acara bersama Wawan dan
Kimi. Sempat terjadi Mis-komunikasi mengenai lokasi. aku mengatakan di Mushollah,
lalu mereka berangkat duluan. Aku bersama Pak Rasan Masih mampir dulu untuk
mengajak undangan yang lain. Sampai di Mushollah ternyata Meraka tidak ada. Dan
ternyata mereka mengiranya di sekitar Masjid. Aku lupa karena biasanya jika ke
Mushollah aku bersama Sendi, sedangkan mereka biasanya ke Masjid. Untung aku
membawa hape sehingga bisa menghubungi mereka dan akhirnya bisa menghadiri
acara bersama-sama dan tidak telat.
Jika biasanya untuk acara syukuran disini adalah dengan membaca Yasin dan
Tahlil, untuk kali ini setelah tawassul maka yang di baca adalah Maulid Barjanji.
Saat Marhaban, Ayah bayi keluar dan menggendong bayi dengan diiringi oleh
pembawa nampan berisi pecahan uang yang dibuat seperti bendera pada batang
bambu. lengkap dari mulai pecahan terbesar hingga uang receh. Selain terdapat
uang juga terdapat kelapa muda yang sudah dilubangi serta ada air kembang yang
diletakkan di baskom. Sang Ayah bayi lalu berputar-putar mengeliligi para tamu
undangan yang hadir hingga Mahallul Qiyam
hampir selesai. Setelah itu Rambut Bayi potong dengan gunting yang direndam di
kelapa lalu di basuh di air kembang. Hal ini dilakukan berkeliling kepada
Undangan yang hadir.
Setelah dua tahun tinggal di
Cikarang akhirnya aku menemukan kembali suasana Majlis Maulid. jika biasanya
aku hanya bisa merasakannya lewat Mp3. Alhamdullillah Sekarang aku bisa
merasakan lagi susana pembacaan Maulid dengan Mauild yang terbilang baru bagiku
yaitu Maulid Barjanji.
“Kehidupan Bermasyarakat atau bersosial memang sangat penting, Hal ini
membuat hubungan jadi lebih dekat dengan sesama masyarakat dan lebih kenal.
Banyak manfaat lain yang bisa diambil salah satunya bisa mengetahui tradisi
yang ada dimasyarakat.”
***
0 comments:
Post a Comment