Ads 468x60px

Wednesday, November 27, 2013

Tradisi Cukur Rambut Bayi Tanah Sunda


Minggu, 24 November 2013


Sejak aku pindah kontrakan ke daerah Tegal Tipar-Tegal Danas–Cikarang Pusat, supplay makanan selalu datang bertubi-tubi ke kontrakan. Baik itu dari ibu yang punya kosan maupun tetangga sebelah dan depan kontrakan. Sangat beda dengan kontrakan yang ada di Deltamas. Disini masih sangat kental tradisi dan budaya masyarakatnya. Banyak kegiatan syukuran yang masih terjaga hingga saat dan dilakukan oleh masyarakat yang tidak aku temukan di tengah Masyarkat Deltamas yang notabene memang bukan penduduk asli.
Hari ini aku diajak oleh Pak Rasan untuk hadir diacara tasyakuran cukur rambut bayi, aku memang sering diajak jika ada acara semacam ini seperti tasyakuran menempati rumah, Syukuran membeli kendaraan baik motor maupun mobil atau peringatan hari besar agama seperti Awal masuk tahun baru Hijriyah. Dan yang Khas dari semua itu, Berkat (makanan yang diberikan setelah acara) selama yang aku ikuti adalah Nasi Uduk. Tak ketinggalan makanan dan buah yang disusun dihadapan undangan serta ada kemenyan dan rokok yang dibakar dengan sia-sia.

Ada dua acara yang berlangsung hari ini, acara pertama berlangsung sehabis sholat maghrib dan yang satunya setelah Isya. Aku berkesempatan bisa menghadiri kedua acara tersebut. Kali ini aku pergi ke acara bersama Wawan dan Kimi. Sempat terjadi Mis-komunikasi mengenai lokasi. aku mengatakan di Mushollah, lalu mereka berangkat duluan. Aku bersama Pak Rasan Masih mampir dulu untuk mengajak undangan yang lain. Sampai di Mushollah ternyata Meraka tidak ada. Dan ternyata mereka mengiranya di sekitar Masjid. Aku lupa karena biasanya jika ke Mushollah aku bersama Sendi, sedangkan mereka biasanya ke Masjid. Untung aku membawa hape sehingga bisa menghubungi mereka dan akhirnya bisa menghadiri acara bersama-sama dan tidak telat.

Jika biasanya untuk acara syukuran disini adalah dengan membaca Yasin dan Tahlil, untuk kali ini setelah tawassul maka yang di baca adalah Maulid Barjanji. Saat Marhaban, Ayah bayi keluar dan menggendong bayi dengan diiringi oleh pembawa nampan berisi pecahan uang yang dibuat seperti bendera pada batang bambu. lengkap dari mulai pecahan terbesar hingga uang receh. Selain terdapat uang juga terdapat kelapa muda yang sudah dilubangi serta ada air kembang yang diletakkan di baskom. Sang Ayah bayi lalu berputar-putar mengeliligi para tamu undangan yang hadir hingga Mahallul Qiyam hampir selesai. Setelah itu Rambut Bayi potong dengan gunting yang direndam di kelapa lalu di basuh di air kembang. Hal ini dilakukan berkeliling kepada Undangan yang hadir.
 Setelah dua tahun tinggal di Cikarang akhirnya aku menemukan kembali suasana Majlis Maulid. jika biasanya aku hanya bisa merasakannya lewat Mp3. Alhamdullillah Sekarang aku bisa merasakan lagi susana pembacaan Maulid dengan Mauild yang terbilang baru bagiku yaitu Maulid Barjanji.

“Kehidupan Bermasyarakat atau bersosial memang sangat penting, Hal ini membuat hubungan jadi lebih dekat dengan sesama masyarakat dan lebih kenal. Banyak manfaat lain yang bisa diambil salah satunya bisa mengetahui tradisi yang ada dimasyarakat.”


***

Artikel Terkait Curcol

0 comments:

Post a Comment