Ads 468x60px

Wednesday, February 26, 2014

Ketoprak Wonk Tegal


Minggu, 23 Februari 2014

Pagi hari tempatku domisili telah diguyur hujan yang cukup lebat. Beberapa hari ini hujan kembali mewarnai pagiku dan matahari tidak kelihatan sinarnya. Tak pelak keadaan ini menimbulkan duka kembali bagi masyarakat ibukota dengan kedatangan banjir. Mungkin juga berimbas terhadap masyarakat lain.
Hari ini minggu pertama yang kutemui di Cikarang setelah merasakan suasana kampung halaman. Aku teringat akan kebiasaan dulu yang hadir di Masjid At-Tauhid atau lebih dikenal dengan Masjid Raya Kota Deltamas. Dulu saat aku masih ngontrak di Catalonia B10, tiap minggu pagi hampir tidak pernah absen untuk hadir mendengarkan pengajian bertema keluarga. Setelah pindah kontrakan kebiasaan tersebut menjadi tidak istiqomah lagi.
Pernah sekali waktu aku datang ke pengajian ahad pagi tersebut. Sudah banyak hal berbeda. Salah satunya adalah waktu dimulainya pengajian yang semakin siang. Jika dahulu pukul 07.00 WIB sudah dimulai dan selesai pukul 08.00 WIB namun saat ini baru dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Dan semakin hari ternyata jamaah yang hadir tidak semakin bertambah.
Hari ini keinginanku untuk hadir kembali di majlis tersebut kembali menggebu. Namun sayangnya hujan telah menyapa pagiku hingga aku tak kuasa basah kuyup dengan sepeda untuk pergi ke Deltamas. Suasana dingin pagi ini membuatku tertidur kembali. Aku terbangun saat hujan mulai reda. Kulihat ada cahaya matahari yang menyinari. Aku bimbang antara ingin pergi dan tidak. Akhirnya aku bergegas karena melihat suasana luar kosan yang memang telah panas terkena sinar mentari.
Aku berangkat mengayuh sepedaku. Kali ini aku lewat jalan raya biasa, bukan jalan pintas dekat tol karena pasti becek banget dan tidak bisa dilewati. Belum sampai dijalan raya tegal danas hujan kembali turun lumayan deras walaupun langit tidak gelap. Terjadi pertempuran dalam hatiku untuk meneruskan atau balik lagi ke kosan. Aku memlilih meneruskan dan mencari tempat berteduh.
Sampai di jalan raya kutengok ada penjual ketoprak yang tidak asing bagiku. Di sana juga banyak orang yang berteduh karena memang tempat yang lumayan besar dan enak untuk berteduh. Aku langsung saja bergegas menuju ke sana. Seporsi ketoprak kupesan menemaniku menunggu hujan reda. Di tengah menunggu hujan reda aku berpikir perjalan yang lumayan jauh jika lewat jalan raya bisa memakan 20 menit serta kondisi yang hujan, aku akhirnya memutuskan untuk batal menghadiri Masjid Raya Kota Deltamas.
Setelah kulahap sepiring ketoprak yana kupesan, aku tidak berbegas pulang ke kosan. Kusempatkan untuk berbincang-bincang dahulu dengan Mas penjual ketoprak yang sering kutemui di Mushollah. Sambil meracik bumbu dan menguleknya Mas dari tegal ini mengajak aku ngobrol. Biasanya mas ini jualnya di Kodim Pemda namun karena ini hari minggu pemda sepi. Jadi Mas ini jual di sini, begitu katanya. Lumayan lama juga aku ngobrol-ngobrol, Masnya bercerita dari dia dahulunya ikut kerja bangunan di Deltamas, kuli di Jakarta hingga akhirnya jualan ketoprak yang dia katakan baru 8 bulan ini.
Setelah kurang lebih sejam aku nongkrong disini, kuakhiri obrolan pagi kali ini dengan mas penjual ketoprak dari Tegal ini, kalo nggak salah gerobaknya tertulis “Ketoprak Mas Wandi”. Satu Hal yang cukup menarik, saat aku selesai makan dan membayar seporsi ketoprak +segelas air minum kemasan. Kuberikan uang 10 ribu namun aku dikasih kembalian 5 ribu. Hal yang cukup aneh karena harga ketoprak biasaya 6-7 ribu. Saat aku duduk di situ dan memperhatikan orang-orang yang membayar harganya juga 6 ribu. Kucoba untuk menanyakan kok aku diberi kembalian 5 ribu, tidak begitu jelas kudengar apa yang katakan oleh Mas dari Tegal itu dan keburu ada orang lagi yang memesan ketoprak. Aku yakin bukan karena tidak ada kembalian, karena banyak juga orang yang bayar dengan uang pas dan ada uang pecahan ribuan.
Dalam hati aku hanya memuji Mas ini, ternyata baik juga karena sudah merasa kenal dengan aku sehingga aku diberi diskon khusus. Makasih yo Mas.

“Dalam hidup ini ada orang baik dan jahat. salah satu tempat orang baik adalah Masjid. Orang baik kelihatan dari kebiasaannya menjalankan sholat wajib di Masjid”

“Membangun jaringan sangat penting dalam kehidupan ini. Manusai tetap makluk sosial yang butuh orang lain, apalagi di daerah rantau. Perasaan kekeluargaan dari orang yang merasa berasal dari daerah yang sama (baca jawa)akan lebih terasa dekat”Ketoprak Wonk Tegal
Minggu, 23 Februari 2014

Pagi hari tempatku domisili telah diguyur hujan yang cukup lebat. Beberapa hari ini hujan kembali mewarnai pagiku dan matahari tidak kelihatan sinarnya. Tak pelak keadaan ini menimbulkan duka kembali bagi masyarakat ibukota dengan kedatangan banjir. Mungkin juga berimbas terhadap masyarakat lain.
Hari ini minggu pertama yang kutemui di Cikarang setelah merasakan suasana kampung halaman. Aku teringat akan kebiasaan dulu yang hadir di Masjid At-Tauhid atau lebih dikenal dengan Masjid Raya Kota Deltamas. Dulu saat aku masih ngontrak di Catalonia B10, tiap minggu pagi hampir tidak pernah absen untuk hadir mendengarkan pengajian bertema keluarga. Setelah pindah kontrakan kebiasaan tersebut menjadi tidak istiqomah lagi.
Pernah sekali waktu aku datang ke pengajian ahad pagi tersebut. Sudah banyak hal berbeda. Salah satunya adalah waktu dimulainya pengajian yang semakin siang. Jika dahulu pukul 07.00 WIB sudah dimulai dan selesai pukul 08.00 WIB namun saat ini baru dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Dan semakin hari ternyata jamaah yang hadir tidak semakin bertambah.
Hari ini keinginanku untuk hadir kembali di majlis tersebut kembali menggebu. Namun sayangnya hujan telah menyapa pagiku hingga aku tak kuasa basah kuyup dengan sepeda untuk pergi ke Deltamas. Suasana dingin pagi ini membuatku tertidur kembali. Aku terbangun saat hujan mulai reda. Kulihat ada cahaya matahari yang menyinari. Aku bimbang antara ingin pergi dan tidak. Akhirnya aku bergegas karena melihat suasana luar kosan yang memang telah panas terkena sinar mentari.
Aku berangkat mengayuh sepedaku. Kali ini aku lewat jalan raya biasa, bukan jalan pintas dekat tol karena pasti becek banget dan tidak bisa dilewati. Belum sampai dijalan raya tegal danas hujan kembali turun lumayan deras walaupun langit tidak gelap. Terjadi pertempuran dalam hatiku untuk meneruskan atau balik lagi ke kosan. Aku memlilih meneruskan dan mencari tempat berteduh.
Sampai di jalan raya kutengok ada penjual ketoprak yang tidak asing bagiku. Di sana juga banyak orang yang berteduh karena memang tempat yang lumayan besar dan enak untuk berteduh. Aku langsung saja bergegas menuju ke sana. Seporsi ketoprak kupesan menemaniku menunggu hujan reda. Di tengah menunggu hujan reda aku berpikir perjalan yang lumayan jauh jika lewat jalan raya bisa memakan 20 menit serta kondisi yang hujan, aku akhirnya memutuskan untuk batal menghadiri Masjid Raya Kota Deltamas.
Setelah kulahap sepiring ketoprak yana kupesan, aku tidak berbegas pulang ke kosan. Kusempatkan untuk berbincang-bincang dahulu dengan Mas penjual ketoprak yang sering kutemui di Mushollah. Sambil meracik bumbu dan menguleknya Mas dari tegal ini mengajak aku ngobrol. Biasanya mas ini jualnya di Kodim Pemda namun karena ini hari minggu pemda sepi. Jadi Mas ini jual di sini, begitu katanya. Lumayan lama juga aku ngobrol-ngobrol, Masnya bercerita dari dia dahulunya ikut kerja bangunan di Deltamas, kuli di Jakarta hingga akhirnya jualan ketoprak yang dia katakan baru 8 bulan ini.
Setelah kurang lebih sejam aku nongkrong disini, kuakhiri obrolan pagi kali ini dengan mas penjual ketoprak dari Tegal ini, kalo nggak salah gerobaknya tertulis “Ketoprak Mas Wandi”. Satu Hal yang cukup menarik, saat aku selesai makan dan membayar seporsi ketoprak +segelas air minum kemasan. Kuberikan uang 10 ribu namun aku dikasih kembalian 5 ribu. Hal yang cukup aneh karena harga ketoprak biasaya 6-7 ribu. Saat aku duduk di situ dan memperhatikan orang-orang yang membayar harganya juga 6 ribu. Kucoba untuk menanyakan kok aku diberi kembalian 5 ribu, tidak begitu jelas kudengar apa yang katakan oleh Mas dari Tegal itu dan keburu ada orang lagi yang memesan ketoprak. Aku yakin bukan karena tidak ada kembalian, karena banyak juga orang yang bayar dengan uang pas dan ada uang pecahan ribuan.
Dalam hati aku hanya memuji Mas ini, ternyata baik juga karena sudah merasa kenal dengan aku sehingga aku diberi diskon khusus. Makasih yo Mas.

“Dalam hidup ini ada orang baik dan jahat. salah satu tempat orang baik adalah Masjid. Orang baik kelihatan dari kebiasaannya menjalankan sholat wajib di Masjid”
“Membangun jaringan sangat penting dalam kehidupan ini. Manusia tetap makhluk sosial yang butuh orang lain, apalagi di daerah rantau. Perasaan kekeluargaan dari orang yang merasa berasal dari daerah yang sama (baca jawa)akan lebih terasa dekat”

Artikel Terkait Curcol

0 comments:

Post a Comment