Selasa, 24 Desember
2013
Perjalanan
detik yang selalu berputar pada jarum jam, hingga berganti hari dan bulan. Kini
aku telah masuk dalam bulan terakhir dalam kalender Masehi. Senang rasanya dalam hati
setelah lama meninggalkan rumah. Moment akhir tahun yang selalu menyisahkan liburan
panjang tidak pernah absen kulakukan untuk pulang ke kampung halaman.
Pulang kampung akhir tahun ini
beda dari biasanya. Aku mampir dulu ke daerah Jawa Tengah tepatnya ke Cilacap.
Disana terdapat 2 orang teman baikku Risyad L.P dan Imam H.H. Alhamdulillah
setelah 2 tahun menjadi teman mereka aku berkesempatan mengunjungi kota
kelahirannya yang terkenal dengan kota yang memiliki banyak pantai serta dekat
dengan sebuah pulau yang selama ini banyak kudengar di TV sebagai Pulaunya
Narapidana, Yups.. Pulau Nusakambangan.
Sore itu aku berangkat bersama
Imam selepas kuliah, sedangkan Risyad Berangkat duluan karena dia mampir dulu
ke Rumah saudaranya. Aku naik Angkot 61 menuju Pool Bus Sinar Jaya yang akan
membawaku melesat ke Cilacap. Susana Pool Bus sudah sangat ramai seperti biasa
karena menjelang libur Natal dan Tahun baru. Beruntung ada Mahmud adek tingkat
yang berasal dari Cilacap juga. Dia yang mengantrikan untuk mendapatan tiket.
Akhirnya setelah antrian yang cukup panjang tiket didapatkan dengan jadwal
keberangkatan pertama pukul 18.00. Kami berangkat menuju Cilacap total 4 orang
dengan Bus Executif seharga tiket Rp 85.000,00 per orang.
Jarak dari Cibitung ke Cilacap
lumayan jauh, aku sampai di Terminal Cilacap sekitar Pukul 03.30 Wib.
Sesampainya disana aku langsung mencari mushollah karena memang belum
menjalankan kewajiban. Hujan tengah mengguyur kota ini, kami sholat dan
berteduh hingga waktu shubuh tiba dan menjalankan sholat shubuh di Mushollah
tersebut. Tak lama setelah sholat shubuh orang tua Risyad menjemput kami. Perjalanan
lanjut menuju rumah Risyad.
Hujan yang turun walaupun tidak
begitu lebat namun berlangsung dengan cukup lama hingga siang hari. Di Rumah
Risyad aku bemain bersama adeknya yang masih duduk di bangku SD namanya Dani.
Karena Hujan yang tak kunjung berhenti hingga aku belum bisa menikmati suasana
kota ini. Tak terasa waktu dhuhur telah tiba, aku mengajak Dani pergi ke
Masjid. Di sana aku bertemu dengan Imam, yang memang rumah mereka berdekatan. Seusai
sholat aku mampir kerumah Imam sebentar lalu kembali ke rumah Risyad beserta
Imam.
Perjalanan yang cukup jauh
membuat badan tak bisa menolak kodrat untuk merasakan letih. Siang hari
kugunakan waktu untuk beristirahat. Sore hari aku baru berkesempatan jalan–jalan
menikmati Kota Cilacap. Perjalanan dimulai dengan mnegujungi pantai yang cukup
terkenal disana yaitu Panti Teluk Penyu. Tak jauh dari teluk penyu terdapat
Benteng Pendem dan Kawasan pertamina. Kami menghabiskan waktu senja dengan
menikmati deburan Ombak di Panta Teluk
Penyu.
Setelah matahari benar-benar
tenggelam dan suasana pantai sudah sepi aku melanjutkan perjalanan kali ini ke
Alun-alun Kota Cilacap dan sholat Maghrib di Masjid Jami Cilacap yang berada di
sekitar alun-alun. Udara dingin yang mulai berhembus membuat cacing dalam perut
meminta asupan makanan. Akhirnya kami mencari warung angkringan pinggir jalan
untuk membeli beberapa bungkus Nasi Kucing untuk kami nikmati sebagai teman
menghabiskan malam Kota Cilacap.
Puas menikmati Nasi Kucing
dengan beberapa tusuk usus dan ati serta wedang susu jahe, kami kembali ke
rumah Risyad mengingat keesokan harinya aku harus melanjutkan perjalanan ke
kampung halamanku dengan jadwal tiket kereta pukul 06.30 Wib dari Stasiun
Kroya. Stasiun yang terdekat yang berada di Kabupaten Cilacap dan dilewati oleh
kereta jarak jauh. Stasiun Kroya lumayan jauh sekitar 40 km dari Kota Cilacap.
Sesampainya di rumah Risyad,
ibunya bilang bahwa aku ke stasiunnya diantar saja karena lumayan jauh dan jika
naik kendaraan umum tidak berhenti di depan stasiun langsung. Awalnya aku akan
di antar oleh Imam. Namun karena Imam juga tidak tahu persis lokasinya sehingga
tawaran tersebut kusetujui bersama dengan Imam.
Seharian aku hanya di rumah
Risyad dan belum ke tempat Imam, maka malam harinya aku berniat untuk menginap
di rumah Imam. Aku pamit ke Ibu Risyad dan pergi menuju rumah Imam sedangkan
barang-barangku masih tetap di rumah Risyad karena besoknya pagi aku akan
kesitu lagi dan diantar ke Kroya.
Aku pergi bersama bersama Imam
dan sebelum pulang aku diajak Imam untuk mampir ke SMA 1 Cilacap, SMA tempat 2
temanku itu mengenyam bangku SLTA. Setelah mampir sebentar aku bertolak menuju
rumah Imam. Waktu yang menunjukkan telah larut, di rumah Imam sudah sepi dan
sudah pada Istirahat.
Keesokan harinya setelah sholat
shubuh, hujan turun dengan cukup lebat menyapa akan kepergianku dari Kota
Cilacap ini. Hujan berlangsung tidak begitu lama dan cukup untuk membasahi bumi
Cilacap di pagi ini. Setelah sarapan aku menuju rumah Risyad. Setelah semua
siap kami berangkat menuju Stasiun Kroya. Perjalanan dengan mobil tidak begitu
lama sekiata 40 menit aku sudah sampai. Perjalanan kulanjutkan menuju kota
Bangil, kota yang menjadi kota kelahiranku. Aku naik kereta Logawa dengan
relasi Purwokerto-Jember. Kereta ini juga melewati Bangil sehingga aku bisa
langsung turun di Stasiun Bangil.
Terima kasih
Sobatku Risyad dan Imam beserta kelauarga yang sangat baik kepadaku selama
seharian penuh. J
Kutunggu kalian mampir ke kota kelahiranku Bangil.
0 comments:
Post a Comment