Rabu, 06 Februari 2013
Garut sebuah
Kabupaten di Jawa Barat yang dikenal juga dengan Sebutan Swiss van java hari
ini telah aku singgahi, perjalanan yang cukup panjang untuk mencapai daerah ini
dari Cikarang tempatku tinggal sekarang ini, aku pergi ke garut ke ikut teman
kuliah yang asalnya dari Garut, dia adalah Sendi Hendriatna anak asli
Sunda yang kuliah di ITSB dan di urusanu
mayoritas anak Jawa. Aku menggunakan alat tRansportasi Kereta api yang murah
meriah dengan 2 kali naik. Perjalanan dimulai dari Stasiun Lemah abang dengan
kereat lokal ekonomi Purwakarta atau disebut KRD dengan jadwal keberangkatan
Pukul 10.20 dan aku sampai dipurwakarta sekitar jam 11.45an, setealah itu aku
tinggal Sholat dan ganti kereta lokal Purwakarta – Cibatu yang murah dengan
harga tiket hanya Rp 3.500,00. Kereta lokal ini Perjalanan PP dan dalam sehari
hanya ada satu jadwal Keberangkatan yaitu dari Purwakarta tujuan Cibatu pukul
13.00 WIB sedangkan untuk arah sebaliknya dari Cibatu ke Purwakaratan kereta
berangkat Pukul 06.00 WIB.
Perjalanan ke
Garut dengan menggnakan kereta saperti inisangant menakjubkan melewati gunung –
gunung , terowongan, bisa melihat jalur nagrek dari atas kereta yang sebelumnya
hanya kutahu dari TV namun sekarang kulihat langsung dari atas kereta yang
menakjubkan karena posisi kereta yang berada diatas. Perjalanan ke Garut
melewati juga Kota Bandung , kota yang sangat terkenal, dan ,memiliki berbagai
julukan, ada yang bilang Paris Van java ,Kota kembang dan sebagainya. Setelah
perjalanan pajang akhirnya sampai juga di Garut tepatnya di Staiun Luwigoong
sekitar Pukul 18.30 satu stasiun sebelum Cibatu.
Aku sampai
digarut tidak langsung menuju Rumah Sendi namun kerumah saudara sepupu sendi
yang dekat dari situ dan kami dijemput menuju rumah beliau yang namanya adalah
Pak Asye’. Rumahnya terletak di Kelurahan Kertajaya, disini masih suasana
pedesaan dengan masih banyak lahan – lahan yang ditanami jagung dan jika malam
masih tidak ada penerangan jalan raya dan lokasi yang cukup tinggi. Aku nginep
disana semalam dan paginya pamit menuju rumah sendi, kami diantar lagi ke
lokasi Angkot, disini angkot agak sedikit beda, jika biasanya angkot duduknya
berhadapan namun disini tidak dan dududknya menghadap kedepan semua seperti
mobil colt. Samai dirumah Sendi yang agak didataran rendah dan disini banyak
lahan yang ditanami Padi, Tomat tidak seperti di rumah Pak Asye’. Garut memang
Bagus banyaknya Gunung- gunung dan sawah yang membentang, udara yang masih
segar membuat rasa nyaman dalam diriku, mengingatkan kehidupanku di kampung
halaman sewaktu aku masih kecil.
0 comments:
Post a Comment