Hujan
yang berlangsung bulan Januari ini tidak tanggung-tanggung, hampir tiap hari
tetesan rintik air tak pernah berhenti jatuh ke bumi. Kejadian ini
mengingatkanku persis seperti tahun lalu, hujan yang berlansung tanpa henti
dari malam hingga pagi dan bertemu malam kembali. Namun sepertinya hujan di
tahun 2014 ini lebih besar dengan intensitas hujan yang sangat tinggi dan bisa terjadi
seharian. Rasanya hujan seperti ini baru kurasakan, hujan yang berlangsung
hingga berhari-hari tak kunjung reda.
Sama seperti tahun kemarin, bulan
januari adalah bulan berakhirnya masa kuliah semester ganjil di kampusku dengan
ditandai adanya UAS. Tak terasa aku
sudah memasuki tahun ketiga merasakan kuliah di ITSB. Semoga kuliah yang
tinggal satu semester lagi di depan bisa lancar dan aku bisa lulus dengan tepat
waktu serta di waktu yang tepat.
Pelaksanaan Uas hari-hari
pertama masih lancar. Memasuki hari ketiga yang bertepatan dengan hari Jumat
ini mulai terasa guncangan. Hujan tak kunjung berhenti dari hari kamis hingga
Jumat pagi ini. Kebetulan hari ini aku ada jadwal UAS pukul 10.00 WIB dengan
mata kuliah Teknik Perawatan. Pagi hari
biasanya matahari sudah gagah dengan sinarnya namun hari ini malah hujan turun
semakin lebat. Aku dan teman-kontrakan dari pagi sudah semangat belajar dan mengerjakan
tugas yang harus dikumpulkan Pas saat pelaksanaan Uas.
Sekitar pukul 09.40 WIB hujan
mulai reda. Wawan dan Purwo berangkat terlebih dahulu. Selang 10 menit kemudian
Dwi dan Danang juga berangkat. Sedangkan aku dan 3 orang temanku masih di
kontrakan karena masih belum selesai menyalin tugas di kertas A4. Setelah semua
selesai dan Aku akan bersiap meninggalkan kontrakan Dwi dan Danang kembali dia
mengatakan bahwa jalan raya depan banjir, mereka balik karena takut motornya
mogok.
Saat kami telah siap akan
berangkat tiba-tiba gemuruh hujan kembali terdengar dan hujan mulai lebat
kembali. Kami saling panik dan mencoba menghubungi teman ketua kelas berniat
agar minta dispensasi jika telat dan jika bisa ujian dilaksanakan sehabis
sholat jumat saja. Namun tiba- tiba hujan mulai mereda kembali dan kamipun
memutuskan untuk berangkat saja. Tak lama setelah meninggalkan kosan hujan
kembali turun dengan lumayan deras. Karena sudah terlanjur mengayuh sepeda dan
baju sudah mulai basah, akhirnya kulanjutkan perjalanan menerjang guyuran hujan
di sepanjang kota Deltamas.
Sampai di Kampus celana basah
kuyup. Aku mengenakan jaket dan baju dalam lumayan kering. Langsung saja aku
naik menuju ke ruang tempat UAS yang berada di lantai 3 karena kupikir aku
sudah telat. Namun ternyata setelah sampai di kelas dosen baru saja masuk. Memang
Saat berangkat dan melawati pinggiran tol terlihat antrian panjang kendaraan
yang akan masuk ke gerbang tol Deltamas.
Pergi ke Kampus untuk ujian saat
hujan seperti ini mengingatkanku saat Uas semester 4 dengan mata kuliah
Mekanika Fluida. Kejadian yang sama persis terjadi di Bulan Januari. Hujan yang
bagi sebagian orang menjadi momok karena katanya sebagai penyebab banjir dan
ada juga yang menjadikannya sebagai keuntungan.
Mungkin jika hujan ini
diibaratkan sebagai penghalang dalam mencari ilmu maka itu bukanlah suatu
penghalang yang besar jika kita memang telah memiiki niat yang benar. Jika kita
memahami dalam setiap jalan kehidupan yang kita tempuh akan muncul banyak
rintangan. Namun bagaimana sekiranya menyikapi rintangan tersebut agar tidak membuat
kita patah semangat dan terus melangkah mencapai cita-cita.
“Dalam perjalanan hidup ini, setiap
manusia akan mempunyai masalah, namun yang terperting adalah bagaimana sikap
kita mengahadapi masalah tersebut agar terasa ringan dan layaknya bukan suatu
masalah. Jangan pernah menganggap bahwa kita tengah menghadapi masalah yang
sangat besar dan orang lain tidak punya masalah, Bisa jadi masalah meraka lebih
besar namun mereka menyikapinya dengan tepat sehingga tetap enjoy menjalani
hari-harinya.”
|
0 comments:
Post a Comment