Pages

Monday, January 20, 2014

Terulang Kembali

Jumat, 17 Januari 2014

                Hujan yang berlangsung bulan Januari ini tidak tanggung-tanggung, hampir tiap hari tetesan rintik air tak pernah berhenti jatuh ke bumi. Kejadian ini mengingatkanku persis seperti tahun lalu, hujan yang berlansung tanpa henti dari malam hingga pagi dan bertemu malam kembali. Namun sepertinya hujan di tahun 2014 ini lebih besar dengan intensitas hujan yang sangat tinggi dan bisa terjadi seharian. Rasanya hujan seperti ini baru kurasakan, hujan yang berlangsung hingga berhari-hari tak kunjung reda.
                Sama seperti tahun kemarin, bulan januari adalah bulan berakhirnya masa kuliah semester ganjil di kampusku dengan ditandai adanya UAS.  Tak terasa aku sudah memasuki tahun ketiga merasakan kuliah di ITSB. Semoga kuliah yang tinggal satu semester lagi di depan bisa lancar dan aku bisa lulus dengan tepat waktu serta di waktu yang tepat.
                Pelaksanaan Uas hari-hari pertama masih lancar. Memasuki hari ketiga yang bertepatan dengan hari Jumat ini mulai terasa guncangan. Hujan tak kunjung berhenti dari hari kamis hingga Jumat pagi ini. Kebetulan hari ini aku ada jadwal UAS pukul 10.00 WIB dengan mata kuliah Teknik Perawatan.  Pagi hari biasanya matahari sudah gagah dengan sinarnya namun hari ini malah hujan turun semakin lebat. Aku dan teman-kontrakan dari pagi sudah semangat belajar dan mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan Pas saat pelaksanaan Uas.
                Sekitar pukul 09.40 WIB hujan mulai reda. Wawan dan Purwo berangkat terlebih dahulu. Selang 10 menit kemudian Dwi dan Danang juga berangkat. Sedangkan aku dan 3 orang temanku masih di kontrakan karena masih belum selesai menyalin tugas di kertas A4. Setelah semua selesai dan Aku akan bersiap meninggalkan kontrakan Dwi dan Danang kembali dia mengatakan bahwa jalan raya depan banjir, mereka balik karena takut motornya mogok.
                Saat kami telah siap akan berangkat tiba-tiba gemuruh hujan kembali terdengar dan hujan mulai lebat kembali. Kami saling panik dan mencoba menghubungi teman ketua kelas berniat agar minta dispensasi jika telat dan jika bisa ujian dilaksanakan sehabis sholat jumat saja. Namun tiba- tiba hujan mulai mereda kembali dan kamipun memutuskan untuk berangkat saja. Tak lama setelah meninggalkan kosan hujan kembali turun dengan lumayan deras. Karena sudah terlanjur mengayuh sepeda dan baju sudah mulai basah, akhirnya kulanjutkan perjalanan menerjang guyuran hujan di sepanjang kota Deltamas.
                Sampai di Kampus celana basah kuyup. Aku mengenakan jaket dan baju dalam lumayan kering. Langsung saja aku naik menuju ke ruang tempat UAS yang berada di lantai 3 karena kupikir aku sudah telat. Namun ternyata setelah sampai di kelas dosen baru saja masuk. Memang Saat berangkat dan melawati pinggiran tol terlihat antrian panjang kendaraan yang akan masuk ke gerbang tol Deltamas.
                Pergi ke Kampus untuk ujian saat hujan seperti ini mengingatkanku saat Uas semester 4 dengan mata kuliah Mekanika Fluida. Kejadian yang sama persis terjadi di Bulan Januari. Hujan yang bagi sebagian orang menjadi momok karena katanya sebagai penyebab banjir dan ada juga yang menjadikannya sebagai keuntungan.
                Mungkin jika hujan ini diibaratkan sebagai penghalang dalam mencari ilmu maka itu bukanlah suatu penghalang yang besar jika kita memang telah memiiki niat yang benar. Jika kita memahami dalam setiap jalan kehidupan yang kita tempuh akan muncul banyak rintangan. Namun bagaimana sekiranya menyikapi rintangan tersebut agar tidak membuat kita patah semangat dan terus melangkah mencapai cita-cita.
“Dalam perjalanan hidup ini, setiap manusia akan mempunyai masalah, namun yang terperting adalah bagaimana sikap kita mengahadapi masalah tersebut agar terasa ringan dan layaknya bukan suatu masalah. Jangan pernah menganggap bahwa kita tengah menghadapi masalah yang sangat besar dan orang lain tidak punya masalah, Bisa jadi masalah meraka lebih besar namun mereka menyikapinya dengan tepat sehingga tetap enjoy menjalani hari-harinya.”

No comments:

Post a Comment