Ads 468x60px

Sunday, February 24, 2013

Layang – Layang


Minggu, 17 Februari 2013

Layang – layang merupakan suatu permainan anak bangsa yang sangat terkenal bahkan hampir di seluruh penjuru negeri ini pernah kita jumpai, Deltamas yang masih banyak tanah kosong serta anginnya pun juga cukup bagus setidaknya sangat cocok untuk bermain layang – layang, namun selama setahun lebih aku menetap di kota ini agaknya aku tak pernah menjumpai anak- anak yang bermain permainan ini, Ya mungkin disini kawasan orang- orang “ berada “ dan anak- anak mereka tidak suka permainan seperti ini, beda dengan di lingkungan desa, yang akan banyak kita temukan permainan ini.

Teman – teman jurusan DPI di ITSB akan mengadakan “Kite Festival” sebuah acara festival layang – layang yang akan digelar di lingkungan Kampus, untuk latar belakang acara aku sendiri kurang ngerti kenapa mengangkat tema “layang- layang” tujuannya lainnya  adalah untuk promosi kampus ITSB kepada adik- adik SLTA. Dalam hal kepanitiaan teman – tema DPI juga melibatkan teman- teman dari Prodi lain termasuk prodiku TPS. Untuk pelaksanaan kegiatan ini masih agak lama masih sekitar bulan Juni.



Hari sabtu jadwal kuliah kosong dan kebetulan hari ini ada Fogging di tempat tinggalku di Zona Eropa sekitar pukul 09.00 wib, ketika melewati rumah kami, Bapak yang seperti mandornya melihat rumput di belakang rumah yang tinggi sehingga menyuruh petugas fogging masuk kerumahku, setelah di fogging aku dan teman – teman membersihkan rumput alang-alang yang mulai meninggi dibelakang rumah hingga siang hari.


Setelah capek membersihkan belakang Rumah waktnya sejenak beristirahat dengan teman – teman, di tengah waktu istirahat tersebut Ardi yang tadi memiliki menemukan bambu, memotong bambu tersebut dan merautnya sepertinya akan di buat sesuatu dan kegiatan itu diikuti oleh Sendi dan aku pun jadi tertarik untuk mebuat sesuatu itu, dan akhirnya jadilah sesuatu itu sebuah layang – layang biasa, dan aku membuat dengan ukuran yang kecil. Dengan alat seadanya yaitu Bambu, Pisau, Benang jahit, Korek Api, Lilin, Peniti dan Tas Kresek Bekas terciptalah layang – layang sederhana.


Walaupun dengan alat seadanya dan barang bekas dan untuk merekatannya  dengan menggunakan lilin dan peniti yang dipanaskan, namun jangan salah, layang – layang kami berhasil mengudara dengan hebat diangkasa, hingga punya Ardi yang terlalu tinggi dan angin kencang membuat terbang selama- lamanya. Seetelah kejadian membuat layang- layang ini, yang lain pun jadi tergugah untuk membuat layang – layang juga seperti Wawan, Kimi dan Danang, akhirnya kita semua membuat lagi layang – layang, karena keterbatasan bambu yang ada maka kita berusaha mencari bambu. Teringat bambu sisa pengecoran di Masjid, lalu Kimi dan Wawan Pergi ke Masjid untuk mencoba memintanya dan akhirnya dapat.


Pembuatan layang – layang yang kedua kali ini beda seperti yang pertama yang hanya sebatas bentuk sederhana. Kali ini dengan sedikit sentuhan kreasi maka terciptalah layang – layang Ubur- Ubur milik Ardi dan Punyaku dulu kusebutnya Piala, sedangkan yang lain tidak sampai diselesaikan, setelah jadi dan kita coba untuk mengudarkannya dan hasilnya pun juga tidak begitu mengecewakan. Namun lagi- lagi Punya Ardi harus terbang selamanya.

Selang beberapa hari aku tidak mengudarakan layang- layang karena hujan yang sering terjadi di sore hari. Sampai pada Sabtu, tanggal 23 Februari ada Riski adek tingkat TPS yang mengajak main layang – layang, dan hanya tersisa punyaku yang 3 buah.. akhirnya di terbangkan dan di “panjer”. Layang ‘ layang yang cukup tenang hingga sangat lama kami tinggal kegiatan lain , akhirnya ada adik- adik kecil yang tertarik dan ingin memainkan layang – layangnya. Lalu kukasihka biar diapaki main mereka dan ternyata secara tak kusadari banyak sekali adik- adi kecil yang menggerumbul disore itu, ketika waktu menjelang maghrib dan kecepatan angin mulai berkurang, layang – layangnya pun diturunkan. Akhirnya layang – layang itu kuberikan kepada adik- adik kecil tadi dan mereka sangat senang.









Artikel Terkait Curcol

0 comments:

Post a Comment