Selasa, 22 Januari 2013
Pekan setelah
Uas ada waktu Senggang sekitar 5 hari
dari tanggal 23 - 27 Januari 2013, setelah mendapat kabar dari perusahaan bahwa
Training Manajerial dimulai tanggal 28 januari 2013, aku gunakan waktu ini
untuk kembali lagi pulang ke kota tercintaku yaitu Bangil, dengan segala
pertimbangan yang awalnya aku ragu, selain tidak mendapat tiket kereta yang
ekonomi ada tugas Elemen mesin yang harus diselesaikan berupa tugas Desain
mesin. Akhirnya dengan segala pertimbangan meskipun dengan tiket Ekonomi AC yang harganya bisa mencapi 4-5
kali lipat harga yang ekonomi aku tetap pulang selain disuruh pulang untuk
mengambil e- KTP karena saat ini
ada moment maulid nabi yang g akan aku temukan keramaiannya dan suasanya
seperti saat aku berada di Bangil.
Pagi hari aku
berangkat dengan meminta bantuan sendi untuk mengantarku ke ATM karena uangku
telah aku pakai untuk membeli tiket, setelah mengambil uang aku menunggu
angkot, lama juga menunggu belum ada juga angkot yang melaju di depanku, aku pun
sambil berjalan dan tiba –tiba ada Mas penjual Mie ayam yang ada di depan Cluster
mengajakku Bareng sampai Tegal Danas, Mas ini tau aku karena saat sholat shubuh
di masjid raya Deltamas (sementara) hanya aku dan Mas itu yang sholat berjamaah. Aku nebeng mas itu dan diantar
sampai di tegal danas disana untung aku langsung dapat angkot 35 sehingga aku ga
telat sampai di stasiun lemah abang, mungkin ini pertanda baik kalau aku memang
ditakdirkan untuk ketemu keluarga yang ada di Bangil.
Sampai di
stasiun Jakarta Kota sekitar Pukul 08.00 WIB dan aku langsung pergi ke loket
untuk menukar struk kode booking tiket untuk ditukar dengan tiket asli, setelah
aku menukarnya aku lihat di papan pengumuman bahwa kereta Gaya Baru Malam yang
akan aku tumpangi tidak berangkat dari stasiun Kota tapi berangkat dari Stasiun
Senen.
“Pak, ini
nanti keretanya berangakat dari senen ya?”, tanyaku meyakinkan pada petugas
tiket
“Iya Mas,
keretanya tidak bisa lewat karena masih banjir, Mas ke Satsiun Senen aja naik
angkot m 12 di depan”, kata petugas itu kepadaku sambil menunjukkan lokasi tempat
angkot.
Dalam hatiku
pun Aku bergumam “Pantesan kereta lokal Purwakarta yang tadi aku tumpangi tidak
lewat jalur seperti biasanya yang melewati stasiun senen, namun lewat atas yang
langsung dari stasiun Jatinegara lewat Cikini dan Gambir serta terakhir Jakarta
Kota”
Setelah itu
aku pergi menuju tempat angkot didepan stasiun, sebelumya aku mampir beli Roti
bakar yang membuatku penasaran karena banyak sekali yang beli, untuk yang separo
roti Harganya Rp. 2000,00. Setelah itu aku naik angkot dengan tujuan Senen-
Jakarta Kota, didalam angkot kutengok suasana sekitar jalan- jalan yang masih
banyak sisa- sisa banjir yang telah melanda ibukota ini, suasana saat aku naik
angkot juga masih hujan, memang dalam seminggu terakhir ini hujan terjadi
hampir tiap hari karena adanya imbas dari badai Monsun, dan puncak banjir
terjadi pada hari kamis 17 Januari 2013 yaitu tepat saat aku hujan- hujan ke kampus,
ternyata hampir diseluruh JABODETABEK mengalami hujan yang cukup lebat dan
timbul banjir dimana- mana termasuk Bekasi, dan banyak di Berita yang menulis
Head Text “ Jakarta Tenggelam “
Setelah perjalanan
dengan angkot sampailah aku di Terminal Senen yang jaraknya dekat dengan
stasiun tinggal jalan kaki aja sekitar 200 m, sebelumnya aku mampir makan di
Terminal sambil berteduh karena pas aku sampai di Terminal tiba- tiba Hujan
turun dengan sangat lebat, harga makanan di Jakarta tidak seperti di Bangil
atau Malang, namun distasiun ini juga masih standart aku makan dengan nasi, sayur
dan telor Dadar kena Rp. 7000,00. Lanjut perjalananku ke Stasiun Senen setelah
hujan agak mereda, disana masih belum boleh masuk ke dalam peron penumpang dan
baru bisa masuk pukul 11.00 WIB karena kerta GBM yang aku tumpangi berangkat
dari senen sekitar pukul 12.30 WIB.
Aku muter-
muter seekliling tempat loket dan begitulah banyak sekali Calo yang menawarkan
tiket kereta padaku, padahal tiket yang tertera di pengumuanan katanya sudah
habis dan pas aku lihat online juga sudah habis namun saat disini ternyata
tiket ditangan Calo masih sangat banyak. Harga ditangan calao saat hari H bisa
mencapai Rp. 150.000,00 dari harga
normal yang tertera di tiket Rp.33.500,00 untuk kereta gaya baru dan Rp 43.500,00
untuk kereta Kertajaya tujuan akhir Surabya Pasar Turi. Semua calo yang
menawariku aku tolak sampai akhirnya saat aku didepan loket ada calo lagi yang
menghampiriku
“ Surabaya Mas”,
bilang Calo itu, agak Tua sekitar 55 tahunan usianya
“ Ngga Pak,
sebenarnya saya udah punya tiket ke Surabya, tapi Mau cari Buat Baliknya”,
jawabku kepada Calo itu
“ Mank Buat
kapan n butuh Berapa”, sahut Calo itu lagi
“ Satu aja
buat tanggal 26 Januari “.
“Iya Bisa,
mana KTP-nya kan harus sesuai dengan Identitas, dijamin pasti dapat, dan Mas
tunggu aja disini”.
“Emang Berapa
Pak?”.
“Rp.100.000,00,
Kertajaya “
“Kalo Gaya
baru!”
“Sama aja Rp.100.00,00
itu udah Murah mas, kalo Pas berangkat gini paling murah saya jual Rp
150.000,00”
“Iya Pak nanti
aja kalo jadi saya temui Bapak lagi”.
Dari sini
terjadilah pertempuran hati antara beli dicalo atau beli di loket karena waktu
di Stasiun Kota aku juga sempat tanya kepada petugas loket masih ada tiket yang
ekonomi Ac dengan harga Rp 170.000,00. Aku bimbang dan memberi tahu kakak, kata
kakak ya g papa beli aja, namun aku juga masih kurang sreg kalo aku beli di
calo sama aja aku mendukung praktek percaloan yang ada, jadi apa bedanya aku
dengan oknum itu. Dan ku yakinkan kepada kakak aku g sreg beli di Calo dan
kakak memberi keputusan kepadaku terserah aku aja.
Setelah itu aku
bulatkan tekad beli diloket namun sebelumnya aku tanya ke CS yang ada disenen, apakah
masih ada tiket untuk ke Surabya pada tanggal 26 Januari 2013, namun seperti
biasa layanan di Stasiun Senen tidak seperti di Stasiun Kota yang ramah dan aku
mendapat jawaban bahwa yang ekonomi telah habis tinggal executive dan bisnis,
timbul lagi kebimbangan dalam hati kecilku, “masak aku harus ambil tiket calo”.
Aku masih yakin dalam hati bahwa tiket masih ada, akhirnya aku mengantri
diloket kalo tidak ada baru aku ambil tiket yang dicalo. Dan ternyata bener apa
yang kuyakini ternyata tiket GBM AC masih ada, langsung saja aku membelinya.Setelah
itu aku masuk kedalam peron tunggu penumpang dengan sudah membawa tiket PP sehingga
nanti dirumah tidak bingung lagi cari tiket buat balik.
Kereta yang aku
Tumpangi agak telat dan aku turun di Stasiun Wonokromo sekitar pukul 04.00 Wib hari
Rabunya. Aku Oper Kereta Penataran
jurusan Blitar yang lewat stasiun Bangil, sambil menunggu kereta, disana ada
tempat Charger gratis yang disediakan Stasiun Wonokromo langsung aja aku
colokkan Charger laptop karena batrenya udah Low setelah aku pakai buat
ngerjain laporan waktu dikereta, sambil ngecarge aku juga ngerjakan laporan itu
karena deadline tugas hari ini dan aku telah berjanji akan mengirimnya ke Purwo
pada pagi hari setelah aku sampai dirumah.
Alhamdulillah
kuhirup udara segar Bangil dan aku dijemput Abuya, biasanya kalo bukan ayah,
yang jemput aku Mas Lun, namun sekarang Mas agak genak badan kata Buya , sehingga
yang menjemput adalah Beliau. Sampai dirumah setelah bersalaman dengan orang
Tua dan keluarga aku ga langsung
istirahat karena mengingat Tugasku masih kurang sedikit lagi dan aku
melanjutkan mengerjakannya.
0 comments:
Post a Comment