Pages

Tuesday, March 11, 2014

Kucing ndas ireng


Minggu, 09 Februari 2014


Sore hari sepulang dari Masjid untuk menjalankan sholat Asar, aku melewati jalan raya Tegal Danas-Deltamas. Sabana yang terdapat di pinggir jalan menggoda selera makanku. Pasalnya siang harinya aku hanya makan nasi yang hanya ditemani lauk krupuk. Untuk makan malam aku berniat balas dendam dengan membeli sepotong Fried Chicken.
Dalam perjalanan pulang menuju kos, sesekali kumakan sedikit untuk menawar rasa penasaran lidah. Namun tetap tujuanku membeli Sabana untuk bekal lauk makan malam. Sampai di kosan aku teringat bahwa air minum sudah hampir habis. Aku pergi ke warung untuk membeli air isi ulang satu galon. Di sana aku bertemu dengan Mas Rapik yang mengajak untuk main voli.
Akhirnya aku bilang ke teman-teman di kosan dan mereka setuju untuk main voli. Aku pergi ke SD Hegar Mukti. Semua teman ikut ke sana. Oia sebelumnya di kosan sempat ada Mbak Ugi. Mbak tetangga sebelah dulu saat di Greanleaf Terrace. Mbak yang baik hati dan sangat dekat dengan teman-teman. Teringat saat dulu masi tidak ada kendaraan maka motor Mbak Ugi yang selalu jadi pinjaman.
Kembali ke topik main voli sekitar pukul 04.00 sore Mbak Ugi pamit meninggalkan kosan dan lanjut mau ke tempat temannya juga yang ada di Jababeka. Semua teman berkumpul di kamar Kimi termasuk Imam beda kosan juga datang.
Awalnya untuk acara main voli sore ini ditiadakan namun saat teman-teman asli sekitar kosan ngajak main (Mas Rapik), kita ya ayok aja. Teman-teman yang tadi sudah berkumpul berbondong-bondong berangkat menuju lapangan voli. Dan seperti biasa Imam tidak ikut main volli.
Main voli lumayan seru juga, padahal jujur dari dulu aku kurang suka main olahraga yang ber-team. Ntah mungkin aku bakalan dibilang individualis atau gimana ya terserah. Awalnya dulu saat kecil, biasa kehidupan desa asih sering main bola rame-rame. Dan ntah kenapa juga jika saat main dan melakukan kesalahan aku merasa nggak enak aja apalagi jika melihat kekecewaan teman-teman se-team karena kesalahanku. Hingga akhirnya aku mulai menghindari olahraga yang berbau team dan lebih suka ke olahraga individu ex. tenis meja dan badminton. Namun seiring berjalannya waktu aku sekarang mulai bisa menikmati olahraga-olahraga yang rame-rame.
Setelah lumayan puas main voli, aku kembali ke kosan karena waktu yang mengharuskan permainan tersebut usai. Sampai di kosan aku mandi dan menghangatkan nasi yang ada di magic com. Setelah mandi kok ada yang janggal ya, aku mencari sabana yang tadinya sebelum voli kuletakkan di samping magic com. Nah loh, Hilang. Kucoba mencari di seluruh ruang, mungkin aku lupa naruhnya. Namun hasilnya Nihil. Aku masih belum puas dan agak dongkol juga. Sudah niat mau aku makan eh ternyata saat akan di makan eh malah nggak ada.

Aku berpikir keras, ke mana kiranya hilangnya sepotong Fried Chicken tersebut. Kalau ada kucing yang masuk rumah pasti ada bekasnya, paling tidakk sisa bungkusnya. Tapi ini bersih. Akhirnya ya udah biarlah mungkin emang rejekinya kucing kalo emang dimakan kucing. Tapi, masak nggak ada bekasnya. Hingga muncullah dalam benakku yang memakannya adalah kucing ndas ireng.

Monday, March 10, 2014

Pom Bensin Self Service


Jumat, 7 Februari 2014
            Hari ini kembali lagi kuinjakkan kaki di Ibukota Negara Indonesia tercinta. Aku bersama salah satu teman sekelas di ITSB yang juga menjadi ketua kelas mengunjungi Plaza BII lantai 11. Sekarang namanya bukan lagi Plaza BII melainkan Plaza Sinarmas Land. Di sana merupakan kantor pusat PT. Smart.Tbk perusahaan pemberi beasiswa ikatan dinas yang kuterima.
            Pagi hari sekitar pukul 08.00 aku berangkat menyusuri Kali Malang dengan Beat. Jalanan cukup padat. Sekitar 2 jam lebih akhirnya aku sampai juga di lokasi. Tujuanku kali ini adalah menemani ketua kelas yang disuruh oleh pihak perusahaan (Pak Erwin) untuk datang ke sana karena beliau seminggu kedepan tidak bisa datang ke kampus karena ada tugas luar kota.
            Sebelum nyampek di lokasi kami sempat kesulitan untuk menjangkaunya. Kronologinya saat sampai di Bundaran HI, kami yang dari arah Kuninagan karena kepadatan lalu lintas tidak bisa langsung putar arah. Hingga akhirnya kami harus mencari arah putar balik yang sangat jauh hingga melewati Senayan.
            Sampai di Sinarmas Land tower 2 kami langsung naik ke lantai 11 dan bertemu dengan Pak Erwin. Kami dijelaskan panjang lebar mengenai teknis pemberangkatan Magang. Setelah semua di jelaskan dan aku kebagian lokasi magang di Bangka tepatnya di Bukit Perak Mill. Teman-teman lainnya ada yang kebagian di Lampung, Jambi, Riau dan Kalteng.
Setelah semua telah selesai, kami membawa tiket pesawat dan informasi yang nantinya akan kami lanjutkan ke teman-teman di Deltamas. Setelah semua beres Pak Erwin menanyakan kami akan sholat jumat di mana. Mengingat waktu telah beranjak siang dan mendekati waktu sholat Dhuhur kami mengiyakan ajakan beliau untuk sholat di gedung sebelah.
            Setelah sholat jumat selesai kami pamit dan bertolak langsung ke Deltamas. Dalam perjalanan Beat sudah mulai berontak meminta segera diisi amunisi. Kami mampir di Pom Bensin yang berlokasi di sekitaran daerah Kuningan- Jakarta Pusat. Saat mendekati tempat pengisian Premium terlihat spanduk Self Servise. Pemandangan yang baru kulihat di Pom bensin yang mengadakan jasa pegisian bensin sendiri oleh konsumen.
            Di depan sebelum menuju stasiun pengisian terdapat dua petugas pom pensin berbaju merah. Mereka bertugas melayani konsumen mengenai jumlah berapa bensin yang akan dibeli dan melayani pembayaran. Jadi bayarnya di muka. Setelah melakukan pembayaran dan jumlah bensin yang kita beli, petugas tersebut memberikan kwitansi pembayaran dan menunjukkan stasiun pengisian no berapa yang harus kita tuju. Ada 3 deret stasiun pengisian dan masing-masing ada nomornya.
            Setelah melakukan pengisian sendiri temanku berkomentar ternyata sulit juga, jadi hikmahnya kita nggak boleh marah- marah jika mungkin saat pengisian BBM ada yang tumpah. Setelah selesai pengisian kami lanjut perjalanan, namun supaya adil setelah Beat kami isi amunisi kini giliran kami yang memasukkan amunisi agar cacing dalam perut tidak ikut berontak. Dua porsi soto ayam kami pesan dengan harga @10 ribu. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali ke Deltamas.

“Mungkin kita bisa dengan seenaknya mencela suatu kerjaan orang lain yang mungkin kita anggap sepele. Padahal kita belum pernah melakukannya. Tapi, saat kita melakukan belum tentu hal itu semudah apa yang kita bayangkan. Alangkah lebih bijak jika kita tidak serta-merta menyalahkan orang lain ketika hal itu merupakan ketidaksengajaan. Dan mereka telah berusaha sebaik-baiknya”