Pages

Monday, December 2, 2013

Tradisi Ngaliwet Masyarakat Sunda


Sabtu, 30 November 2013


Ngaliwet/Ngeliwet/Ngliwet mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat  Indonesia. Ngeliwet sebenarnya adalah suatu nama yang digunakan untuk cara memasak nasi yang paling sederhana dengan cara mencampur air dengan beras yang sudah dicuci, kemudian merebusnya di atas api sedang hingga airnya habis dan nasi masak.


Di berbagai daerah mengkin terdapat perbedaan cara dan nama untuk ngliwet, ada yang memasaknya dengan ditambahi dengan garam, rempah-rempah, serai, santan serta dengan tambahan ikan asin ataupun bahan tambahan lain yang diletakkan diatas nasi saat dimasak sehingga nasi yang dimasak menjadi terasa gurih seperti nasi uduk. Cara memasak seperti ini adalah yang aku temukan di Tanah Sunda. Sedangkan ditanah kelahiranku (Jawa Timur) ngeliwet hanya istilah untuk memasak nasi yang paling simple dengan sekali meletakkan panci diatas api hingga nasi masak dan pada prosesnya tanpa ada tambahan bumbu apa-apa.

Kembali pada pembahasan mengenai Ngaliwet yang ada di Tanah Sunda. Disini Ngaliwet lebih dari sekedar memasak nasi namun sebuah tradisi masyarakat dengan banyak sekali manfaat yang bisa diambil. Ngaliwet merupakan Tradisi Masak dan Makan bersama yang sangat baik utuk membina kebersamaan dan keakraban diantara sesama. Untuk waktu pelaksanaannya fleksibel dan banyak pemuda yang biasanya melaksanakannya diakhir pekan. Juga untuk bahan yang dimasak tergantung selera biasanya ketika akan dilakukan ngaliwet maka para anggota akan saling patungan untuk mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan. Sungguh suatu kebersamaan yang tiada tara.


Aku dan teman – teman hari ini merasakan kebersaman Ngaliwet yang pertama kali ditanah sunda tepat pada hari Sabtu malam diakhir bulan November 2013, suatu penutupan bulan dengan kenangan yang indah. Ibu kosan mengatakan kepada teman-teman bahwa nanti malam akan ada  bakar- bakar.


Tepat setelah Isya acara dimulai dengan acara bakar Ikan Mas dan Nasi Liwet didepan kosan lebih tepatnya didepan rumah ibu yang punya kosan. Suasana yang sangat hangat dimalam ini bisa berkumpul bersama dengan tetangga saling bantu - membantu memasak dengan diiringi canda dan tawa yang menghiasai malam minggu ini. Padahal yang ngeliwet dan menyiapkan semuanya sebenarnya adalah ibu-ibu yang ada disini, aku dan teman- teman hanya menunggu makanan matang, heheheh




Kepulan asap dari kayu bakar dan arang yang digunakan untuk masak mulai berkurang dan menunjukkan bahwa acara masak bersama ini telah hampir selesai dan tinggal menunggu giliran tradisi selanjutnya untuk menikmati hasil masakan tadi dengan bersama-sama. Daun pisang mulai dipasang memanjang diteras rumah ibu kos dan tak lupa nasi mulai disebar beserta ikan bakar dan sambel yang mengiringi.


Setelah semua telah siap dihidangkan mulailah kami makan bersama dengan duduk berjajar dan berhadan menikmati Nasi Liwet yang Gurih dan di hidangkan diatas daun pisang. Suasana kebersamaan yang cukup menambah memori keindahan dalam hidupku. Canda tawa untuk saling mengakrabkan juga tak sepi mewarnai makan bersama ini. Aku jadi teringat akan kebiasaan dulu dengan teman MTNU hampir tiap akhir pekan selalu melaksanakan tradisi seperti ini yang disana disebut dengan “Mayoran”.



Hingga selesai makan suasana keakraban masih saja terpelihara. Petikan gitar dan lagu yang silih berganti menggema di malam ini. Tak terasa waktu telah menunjukkan tengah malam dan hari telah berganti. Akhirnya usai sudah acara malam ini, berharap semoga suasana seperti ini bisa terulang lagi sebelum aku dan teman- teman meninggalkan tanah Sunda ini. Terima kasih Pak dan Ibu kos serta masyarakat sekitar yang telah menerima kami dengan sangat baik dan bisa menjadikan kami sebagai kelurga baru hingga dikenalkan dengan tradisi yang ada disini. 

No comments:

Post a Comment